Perantau Pariaman, Ayo bangun kampung

adsense 336x280 Sekitar tahun 2009, saya bangga mendengar pernyataan salah seorang warga Kota Payakumbuh tentang kekaguman dia terhadap uletnya orang Pariaman berdagang dan berusaha. Kekaguman teman saya yang dari Payakumbuh tersebut sangat wajar, sebab dibangunya Pusat perbelanjaan Modern (Ramayana Store) di Payakumbuh oleh seorang putra Pariaman asal Sungai Limau, yang saat itu beliau berdomisili di Jakarta.

Grand Rocky Hotel Bukittinggi
Grand Rocky Hotel Bukittinggi. Dok: hariansinggalang
Pengusaha tersebut tidak di Payakumbuh saja berinvestasi, tapi di Padang dan Bukittinggi. Di Padang beliau  punya Hotel berbintang dan pusat perbelajaan modern. Bulan  Maret 2012 lalu beliau meresmikan hotel bintang empat di Bukittinggi.


Basko Grand Mall dan Hotel.image:skyscrapercity
Kemudian, teman saya yang di Payakumbuh itu menambahkan, bahwa orang terkaya di Pekan Baru putra Pariaman juga, namanya Basrizal Koto, beliau juga punya Hotel berbintang di Padang. Saya terheran-heran dari mana teman tersebut dapat data. Dia juga mengetahui bahwa saudagar emas banyak berasal dari Pariaman yang berjaya di Jakarta dan Pekan Baru.

Kebanggaan tersebut sedikit meluntur ketika tidak adanya hotel berbintang dan pusat perbelanjaan modern yang terletak di wilayah pariaman.

Saat Tour de Singkarak, kepala daerah selalu mengeluhkan, kekurangan Pariaman, tidak adanya hotel berbintang. Sehingga iven tahunan tersebut, tidak mempengaruhi pendapatan daerah. Peserta dan wisatawan lebih memilih menginap di Padang atau Bukittinggi.

Setiap ajang Pariwisata bertaraf internasional tersebut usai, Kepala Daerah kembali mengeluh, tidak adanya investor yang berminat membangun hotel berbintang di Pariaman. Terakhir saya dengar kabar di koran (2012) sudah ada investor yang mau membangun hotel bintang  berlokasi di bekas gedung olah raga, tepi pantai Ampalu, Kota Pariaman. Kenyataan, sampai sekarang belum ada realisasinya. 

Sanak saudara saya yang tinggal di Sungai Geringging lebih memilih belanja ke  Bukittinggi atau Padang untuk belanja pakaian, peralatan/perabotan rumah tangga, elektronik, dll. Begitu juga dengan pedagang grosir, mereka lebih memilih mengorder barang ke Kota Padang atau ke Kota Bukittingi.

Kota Pariaman letaknya sangat strategis dan dekat dengan Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Agam (Lubuk Basung) dan Pasaman. Orang-orang dari Kabupaten tetangga ini adalah pasar potensial bagi Kota Pariaman. Sejauh ini, Pasar Kota Pariaman belum mampu mengakomodasi kebutuhan calon pembeli dari Kabupaten tetangga ini.

Pertanyaanya, Kenapa investor asal Pariaman tidak berminat berinvestasi di kampungnya sendiri? 

Berhubung lebaran tahun 2012, dunsanak nan diranau pulang kampung, maka lihat-lihatlah kampung kita, kira-kira apa yang perlu di investasikan untuk memajukan daerah ini. 

Pemerintah Daerah, permudahlah perizinan dunsanak kita untuk membangun kampungnya. Jan sampai di 'pasulik'. Kalaupun tidak dapat 'jatah' tidak usah dipermasalahkan, kapan lagi bapak/ibuk berkontribusi demi kemajuan Piaman laweh nan tacinto.

Salam, 
Ayo bangun Kampung.

adsense 336x280